Si kota toak. . .!! Sebenarnya aku sendiri kurang setuju dengan julukan itu. Walaupun julukan sebagai kota penghasil toak itu lah yang menjadi salah satu faktor Tuban untuk tetap exist dan menjadikan kota ini dikenal oleh para pelancong. Karena menurutku Tuban kurang tepat untuk mendapat julukan sebagai kota toak. Sebab, toak berasal dari legen (nira pohon aren) yang telah berfermentasi dan menghasilkan cairan yang kadar alkoholnya cukup tinggi. Walaupun toak itu sendiri yang konon katanya berkhasiat dapat menjadi obat tradisional dalam menyembuhkan penyakit kencing batu, toak pun dapat mengakibatkan para peminumnya menjadi teler alias mabuk bila mengkonsumsi secara berlebihan. Sedangkan legen sendiri aman untuk dikonsumsi. Dan sebagian besar penduduk asli Tuban,banyak yang meraup rupiah dari menjadi petani pohon aren itu. Ya. . .sekedar informasi saja,legen itu minuman
kesukaanku lho !
Legen murni berwarna bening, nyaris seperti air kelapa muda. Asal muasal legen berawal dari setiap sayatan pada bunga jantan si pohon aren. Sayatan yang dihasilkan akan mengeluarkan tetes demi tetes nira yang disebut legen oleh masyarakat Tuban. Legen tidak bisa dinikmati saat itu juga. Jadi biasanya para petani legen,pada sore hari harus memanjat satu per satu dari pohon aren yang dimilikinya dan menyayat tepat pada si bunga jantan. Diujung bunga jantan yang telah tersayat dihubungkan sebuah tabung dari bambu untuk menampung setiap tetesan nira yang dihasilkan. Dan pada pagi harinya mereka dapat mengambil bambu-bambu yang telah terisi penuh oleh nira. Mereka pun dapat menjual pada pengepul atau mungkin diolah sendiri. Namun,legen mempunyai rasa yang lebih manis daripada air kelapa dan pastinya segar jika ditambah dengan serutan es dan sedikit sirup. Dijamin es legen khas Tuban akan menghilangkan rasa dahaga di tengah kota yang akhir-akhir ini lumayan panas itu. Dan aku pun sempat melihat dengan mata kepalaku sendiri,es kebanggaan Kota Tuban itu telah hijrah ke luar kota.
Di Surabaya,aku pun melihat banyak pedagang yang membuka kios khusus es legen khas Tuban. Takjub dan bangga lah kesan pertama yang hinggap di kepalaku. Dan ketika pedagang itu aku tanya lebih lanjut tentang bagaimana dia dapat memperoleh legen ini,yang faktanya jarak antara Surabaya-Tuban pun lumayan jauh,sekitar 100 km,pedagang itu menjawab dengan logatnya,
“Iki asli kulak langsung teko Tuban, mas!”
Waduh,bayangkan saja bagaimana bangganya aku di depan pedagang itu waktu itu. Dan dia pun mengaku tidak mengoplos legen seperti oknum pedagang kebanyakan. Pedagang itu bahkan tidak membuka kios khusus es legen Tuban miliknya itu, jika dia belum sempat membeli langsung ke daerah asal legen itu,yaitu Tuban.
Kalian pernah liat acaranya Pak Bondan di tv ?? Nah,acara paling Mak Nyuss,dari salah satu stasiun televisi swasta itu pun pernah meliput es legen khas Tuban yang dijual di Jakarta. Walaupun tampilannya sedikit berbeda namun komposisi utamanya tetap legen khas Tuban yang berkuasa,Ha. . .haa. . .haa!! Menurut beliau,pelepas dahaga asal Tuban ini memang mantap dan lagi-lagi dessert yang Mak Nyuss !! Nah, semakin terbukti kan bahwa Mak Nyuss-nya es legen kebanggaan Kota Tubanku ini telah tersohor sampai ke ibukota. Mengalahkan bekennya Trio macan,hehehe. . .bercanda!!
Sebatang pohon aren tidak hanya menghasilkan legen saja. Mereka pun memanfaatkan nira itu menjadi gula jawa dan menuai siwalan,yaitu buah bertekstur licin mirip seperti nata de coco,berkulit sangat tebal yang patut dicoba dan tak kalah lezatnya.tapi keren kan ??
Two thumbs up buat kota kecil ini. . .